Dituding Bunuh Anggota OPM, Ini Penjelasan TNI soal Kematian Abral Wandikbo

BeritaNasional.com - Kematian Abral Wandikbo, warga Kampung Yuguru, Distrik Meborok, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, tengah menjadi sorotan. Hal ini lantaran muncul dugaan keterlibatan prajurit TNI, setelah Abral diduga merupakan anggota OPM.
Menanggapi tudingan tersebut, Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi meluruskan bahwa berdasarkan bukti yang dimiliki petugas, Abral alias Almaroko Nirigi memang merupakan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) dari Kodap III/Ndugama.
“Bukti bahwa Abral Wandikbo alias Almaroko Nirigi adalah anggota kelompok OPM sangat jelas. Salah satunya adalah foto dirinya sambil membawa senjata M-16 A2,” ujar Kristomei saat dikonfirmasi, Kamis (19/6/2025).
Penangkapan Abral dilakukan saat prajurit TNI melaksanakan operasi di wilayah Nduga. Dalam operasi tersebut, ditemukan dua pucuk senjata rakitan serta catatan mirip unggahan dari akun Facebook milik anggota OPM tersebut.
Karena adanya bukti kuat, saat proses interogasi, Abral bersedia menunjukkan lokasi gudang penyimpanan senjata di kawasan Kampung Kwit yang disebut sebagai markas OPM.
“Abral bersedia menunjukkan jalan menuju salah satu honai di Kampung Kwit. Berdasarkan informasi dari yang bersangkutan, di honai tersebut terdapat dua pucuk senjata organik,” jelas Kristomei.
Namun, dalam perjalanan menuju lokasi, Abral justru melarikan diri meskipun sudah diberikan tembakan peringatan oleh prajurit yang mengawalnya. Ia kemudian melompat ke jurang dan tidak dapat lagi diikuti oleh pasukan.
“Saat itu, aparat TNI tidak melanjutkan pengejaran karena mempertimbangkan faktor keamanan. Risiko terlalu tinggi untuk keselamatan pasukan jika terus bergerak,” imbuhnya.
Terkait dugaan bahwa prajurit TNI menjadi pelaku pembunuhan Abral, Kristomei menilai ada kejanggalan. Luka pada jenazah seperti potongan di telinga, mulut, dan tangan yang terikat dinilai bukan tindakan aparat.
“Prajurit TNI tidak akan melakukan tindakan biadab seperti itu. Justru kelompok OPM-lah yang selama ini kerap melakukan kekejaman seperti itu,” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa tudingan-tudingan semacam ini sering dialamatkan kepada TNI untuk dijadikan kambing hitam atas aksi kekerasan yang dilakukan OPM. Di sisi lain, kelompok OPM juga kerap menyebut korban sipil sebagai intel militer saat terbukti membunuh warga tak bersalah.
“Bisa jadi Abral dibunuh oleh OPM sendiri karena ia hendak menunjukkan lokasi honai tempat penyimpanan senjata,” pungkasnya.
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 20 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 20 jam yang lalu
HUKUM | 18 jam yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu