Trump Siap Kirim Surat soal Ketentuan Dagang Baru ke Ratusan Negara

BeritaNasional.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam waktu dekat akan mengirimkan surat ke sekitar 200 negara terkait persyaratan tarif baru dan ketentuan perdagangan.
"Apa yang akan saya lakukan sebelum 9 (Juli) adalah mengirim surat ke semua negara ini,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News yang disiarkan pada Minggu (29/6).
AS telah menangguhkan tarif dagang tertentu untuk setiap negara, termasuk Uni Eropa, hingga 9 Juli.
Trump memberi sinyal bahwa surat-surat itu akan menetapkan ketentuan baru perdagangan di pasar AS.
“Kami akan mengirim surat dan kami akan katakan: 'Bagi kami ini adalah suatu kehormatan besar, dan ini yang harus Anda lakukan untuk berdagang di Amerika Serikat. Semoga Anda beruntung’,” kata dia.
Trump juga mengungkapkan harapannya bahwa surat-surat tersebut dapat mengakhiri sengketa dagang dengan negara-negara lain.
Dia mengindikasikan bahwa AS juga akan mengevaluasi defisit perdagangan dan menilai bagaimana negara-negara lain memperlakukan AS sebelum menetapkan syarat-syarat khusus.
“Kami akan melihat bagaimana suatu negara memperlakukan kami. Apakah mereka baik? Apakah mereka tidak begitu baik. Untuk beberapa negara, kami tak peduli, kami hanya akan menetapkan tarif yang tinggi,” kata Trump.
Pada Jumat (27/6), dia mengumumkan bahwa pemerintahnya menghentikan negosiasi dengan Kanada terkait pajak layanan digital yang dikenakan terhadap perusahaan-perusahaan teknologi AS.
Trump membenarkan penangguhan itu selama wawancara dan menyebut kebijakan tersebut akan tetap diberlakukan sampai mereka mencabut pajak tertentu.
Dia juga menuduh Kanada mengenakan tarif hingga 400 persen kepada petani Amerika dan menyebut negara itu "sangat sulit diajak kerja sama" dan "sangat keras."
“Ada hal-hal yang tidak kami sukai dan hal-hal di mana mereka mengambil keuntungan, dan mudah-mudahan kami akan baik-baik saja dengan Kanada,” kata Trump.
Dia menegaskan kembali keinginan AS untuk menjadikan Kanada negara bagian ke-51 dengan mengatakan bahwa negara itu bergantung sepenuhnya pada Amerika.
Sumber: Antara
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OPINI | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu