Hampir 25 Juta Rakyat Kongo Alami Kerawanan Pangan Akut, 1.000 Orang Tewas Sejak Awal 2025

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 13 November 2025 | 17:16 WIB
Hampir 25 juta rakyat Kongo alami kerawanan pangan akut, 1.000 orang tewas sejak awal 2025. (Foto/X Shanghai Eye)
Hampir 25 juta rakyat Kongo alami kerawanan pangan akut, 1.000 orang tewas sejak awal 2025. (Foto/X Shanghai Eye)

BeritaNasional.com - Juru bicara (Jubir) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan pada Rabu (12/11/2025) kemarin bahwa hampir 25 juta orang, atau lebih dari 20 persen populasi menghadapi tingkat kerawanan pangan akut dan tingkat kelaparan darurat yang meningkat di Republik Demokratik (RD) Kongo.

Jubir Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric dalam laporan hariannya menyampaikan, RD Kongo masih menjadi salah satu negara yang paling terdampak oleh kerawanan pangan, dengan situasi yang sangat parah di bagian timur.

Menurut analisis Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu terbaru, jumlah tersebut diproyeksikan akan meningkat menjadi hampir 27 juta orang pada paruh pertama 2026.

Dujarric mengatakan, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) masih khawatir dengan serangan yang terus berlanjut terhadap warga sipil di wilayah Beni dan Lubero di Provinsi Kivu Utara dan juga di Provinsi Ituri, di mana lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas di dua provinsi tersebut sejak awal 2025.

Dia menambahkan, serangan itu berdampak terhadap layanan kesehatan yang sangat parah, dengan setidaknya enam fasilitas diserang sejak awal 2025 dan total setidaknya 28 fasilitas kesehatan terdampak serangan bersenjata sejak 2024.

Karenanya, kata Dujarric, OCHA menegaskan kembali seruannya kepada semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional serta memastikan perlindungan warga sipil dan infrastruktur sipil.

Sebagai informasi, sejak Januari 2025, situasi keamanan di RD Kongo bagian timur memburuk dengan drastis di tengah pertempuran baru yang melibatkan kelompok pemberontak Gerakan 23 Maret, yang merebut sejumlah kota utama, termasuk Goma dan Bukavu.

Badan-badan kemanusiaan mengatakan bahwa kekerasan yang meningkat telah menyebabkan ratusan ribu warga sipil mengungsi, memperparah krisis yang sudah mengerikan di negara itu.

Sumber: Antarasinpo

Editor: Kiswondari
Komentar: