Warga Israel Unjuk Rasa Tekan Netanyahu Negosiasi Damai dengan Hamas

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 04 September 2024 | 13:30 WIB
Warga Israel unjuk rasa minta Netanyahu berdamai dengan Hamas (Foto/X Davidiss)
Warga Israel unjuk rasa minta Netanyahu berdamai dengan Hamas (Foto/X Davidiss)

BeritaNasional.com - Aksi unjuk rasa di Ibu Kota Israel, Tel Aviv, memasuki hari ketiga. Para pengunjuk rasa berhadapan dengan polisi ketika mereka berkumpul untuk menuntut kesepakatan pengembalian sandera yang ditawan oleh Hamas.

Para pengunjuk rasa menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas untuk membawa pulang 101 sandera yang tersisa.

Aksi unjuk rasa ini terjadi setelah 6 tawanan Hamas meninggal di Gaza pada akhir pekan lalu. Unjuk rasa besar-besaran meletus di Tel Aviv yang berujung pada aksi mogok yang diprakarsai serikat buruh terbesar negara itu. Setidaknya setengah juta orang turun ke jalanan Yerusalem dan Tel Aviv sejak Minggu.

Meski didemo pengunjuk rasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus menerus menolak seruan untuk melaksanakan kesepakatan damai dengan Hamas guna mengembalikan ratusan tawanan Israel kepada keluarga mereka.

Dikutip dari Sputnik, Netanyahu malah menolak tekanan dari warga Israel untuk melakukan negosiasi damai dengan Hamas guna mengembalikan sandera. Ia menolak damai dan menolak gencatan senjata di Gaza.

“Saya tidak akan menyerah pada tekanan,” kata Netanyahu. Ia benar-benar tidak peduli dengan suara rakyat Israel.

Dikutip dari VOA, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller mengatakan, AS akan terus berkomunikasi dengan para mitra regional dalam beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan proposal gencatan senjata di Gaza, berikut pembebasan sandera.

“Kami telah melakukan pembicaraan konstruktif pekan lalu di kawasan untuk mencoba dan mencapai kesepakatan mengenai berbagai kesenjangan yang ada. Saya pikir, seperti yang Anda dengar, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan,Israel telah menyetujui proposal yang menjembatani. Namun, itu bukanlah akhir dari segalanya,” jelas Miller.

Ia mengatakan, sudah ada sejumlah kemajuan. Namun guna mencapai negosiasi damai membutuhkan fleksibilitas pihak Israel maupun Hamas.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: