Peneliti Sebut Usia 19 hingga 64 Tahun Rentan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Oleh: Tarmizi Hamdi
Jumat, 27 September 2024 | 02:00 WIB
Kesehatan jantung. (Foto/Freepik)
Kesehatan jantung. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia dan paling sering menyerang kelompok usia produktif.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wiwit Nurwidyaningtyas mengatakan usia rentan terkena penyakit jantung dan pembuluh darah  adalah usia dewasa, yakni 19 hingga 64 tahun.

Dilansir dari laman BRIN, Wiwit mengungkapkan bahwa gangguan pada jantung dan pembuluh darah menjadi masalah kesehatan global yang semakin meningkat di antara penyakit tidak menular (PTM).

Menurut Wiwit, penyakit kardiovaskular ini merupakan penyebab utama mortalitas di Indonesia berdasarkan studi kohort PTM 2011-2021. Namun, kesehatan vaskuler dapat dijaga dengan baik.

“Proses aging itu pasti, namun beberapa upaya perlu dilakukan untuk meminimalkan timbulnya perubahan lingkungan mikro yang merujuk pada induksi disfungsi vaskuler. Sehingga, kesehatan vaskuler dapat tetap kita jaga,” katanya beberapa waktu lalu dalam webinar World Heart Day 2024. 

Wiwit menjelaskan ada beberapa faktor yang mengubah lingkungan di dalam sirkulasi darah menjadi cenderung lebih negatif. 

Di antaranya, faktor stres oksidatif pelepasan mediator inflamasi masif, faktor genetik, kanker, dan trombosis, yang keseluruhan faktor ini akan menginduksi disfungsi endotel.

“Jika endotel yang semula menjadi barrier antara aliran darah dengan struktur vaskuler tidak berfungsi dengan baik, maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan nitric oxide,” jelasnya. 

Endothelial nitric oxide merupakan molekul yang menjaga elastisitas pembuluh darah dengan mempertahankan kemampuan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah). 

Jika nitric oxide menurun, maka, pembuluh darah akan kehilangan elastisitasnya. Sehingga, cenderung mengalami kekakuan dan penyempitan, terutama pembuluh darah dengan diameter kecil, seperti arteri koroner anterior atau lateral.   

Selain penurunan nitric oxide, peningkatan permeabilitas sel endotel memudahkan adesi leukosit dan trombosit di lapisan vaskuler, diikuti peradangan lokal, dan pembentukan foam cell yang berlanjut atherogenesis atau proses kekakuan pembuluh darah.

“Menjaga struktur endothelium tetap intact (utuh) menjadi hal yang perlu diupayakan. Salah satunya adalah dengan memperbaiki pola dan gaya hidup sehari-hari,” tegas Wiwit.

Karena itu, kesehatan jantung dijaga dengan melatih semua kelompok otot utama setidaknya dua kali dalam seminggu.

Misalnya, melakukan aktivitas intensitas sedang selama 150 menit atau intensitas kuat 75 menit selama seminggu. Tujuannya, mengurangi waktu yang dihabiskan untuk duduk atau berbaring serta memecah periode lama tidak bergerak dengan beberapa aktivitas juga perlu dilakukan.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: