BPJS Kesehatan Defisit Pemerintah Diminta Segera Cari Solusi
BeritaNasional.com - Pemerintah diminta mewaspadai defisit BPJS Kesehatan. Pasalnya, pada November lalu BPJS Kesehatan melaporkan BPJS Kesehatan diperkirakan mengalami defisit sebesar Rp20 triliun di tahun 2024.
Jika tidak segera diantisipasi, defisit ini akan terus berlanjut pada waktu dan tahun berikutnya. Dalam kurun waktu tertentu, bahkan tidak tertutup kemungkinan terjadi gagal bayar.
Pernyataan ini disampaikan anggota DPR Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/1/2025).
"Waktu itu, Dirut BPJS Kesehatan menyatakan bahwa penyebab utama defisit adalah peningkatan utilisasi layanan kesehatan di rumah sakit. Pasien yang datang ke rumah sakit semakin banyak seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat pada BPJS Kesehatan," ujarnya.
Menurutnya semakin banyak pasien yang datang, maka semakin besar biaya yang harus dibayar ke fasilitas kesehatan. Sementara sumber pemasukan tidak bertambah. Bahkan, para peserta BPJS Kesehatan banyak yang tidak disiplin membayar iuran.
"Tentu itu juga akan menjadi beban".
Menghadapi permasalahan tersebut pemerintah diminta untuk segera mencari solusi. Ia mengungkan informasi yang didapatkan salah satu solusi yang akan diambil adalah menaikkan iuran peserta. Dan itu direncanakan akan dilakukan pada bulan Juli 2025.
Penaikkan iuran ini sambung dia tentu menjadi alternatif kurang populis dan berpotensi menimbulkan gejolak penolakan. Faktanya, dengan iuran saat ini banyak anggota masyarakat yang tidak sanggup. Sementara itu, program dan agenda Prabowo-Gibran banyak yang berorientasi membantu dan mengurangi beban masyarakat".
"Untuk mengingatkan saja, saat ini iuran BPJS Kesehatan kelas 1 adalah Rp 150.000, kelas 2 Rp 100.000, dan kelas 3 Rp 42.000 (yang Rp7.000 di antaranya ditanggung pemerintah). Kalau mau dinaikkan, kira-kira berapa angka yang paling tepat? Lalu, kalau sudah naik, apakah ada jaminan akan terhindar terus dari ancaman defisit?"
Lebih juah pemerintah diharapkan dapat melakukan kajian mendalam dan strategis. Mencari solusi dan maslahah tanpa menimbulkan masalah. Defisit ini sudah pasti terjadi dan mengancam di tahun-tahun mendatang. Karena itu, semakin cepat diantisipasi, maka akan semakin baik.
"Kita mengapresiasi kinerja BPJS Kesehatan. Ada kenaikan jumlah kepesertaan lebih dari 98 persen. Kepercayaan publik juga semakin bagus. Karena itu, jangan sampai pelayanannya turun karena anggaran yang tidak seimbang," tukasnya.
7 bulan yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 20 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 12 jam yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu