Tak Sesuai Takaran, Pengamat Duga Ada Aktor Intelektual yang Bekingi Produsen Minyak Goreng

BeritaNasional.com - Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menduga adanya aktor yang membekingi perusahaan-perusahaan minyak goreng, sehingga terdapat temuan berbagai merek yang ukurannya tidak sesuai dengan yang tercantum pada kemasannya.
Trubus mengatakan, temuan ukuran minyak goreng yang disunat ini terjadi secara masif dan ditemukan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dia menduga adanya sosok yang menjadi dalang di balik peristiwa ini.
“Saya menduga ada aktor intelektual, jadi ada bekingan ini, karena kalau melihat temuan-temuan itu begitu masif, saya mencurigai bahwa ini semua ada unsur-unsur yang memang sengaja dilakukan,” kata Trubus dalam acara Berita Nasional Malam, dikutip Sabtu (15/3/2025).
“Dan ada orang-orang yang melindungi sehingga praktik ini meluas, karena kita temukan tidak hanya di satu tempat, tapi di berbagai tempat di seluruh wilayah Indonesia,” tambahnya.
Tak hanya itu, Trubus menduga praktik penyunatan minyak goreng ini juga telah terjadi sejak lama. Oleh karena itu, dia mengharapkan adanya pengusutan yang tuntas terhadap kasus ini.
“Ini mungkin temuan-temuan ini saya anggap sebagai fenomena gunung es, karena sesungguhnya lebih banyak lagi yang tidak terungkap dan praktik ini sudah berlangsung lama. Karena itu perlu dilakukan investigasi menyeluruh terkait dengan keberadaan MinyaKita itu,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan jajaran Komisi VI melakukan sidak ke Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mengecek minyak goreng MinyaKita setelah viral karena takarannya tidak sesuai dengan yang tertulis di kemasannya.
Dalam kesempatan itu, Dasco dan rombongan mengecek tiga kios. Hasilnya, MinyaKita di Pasar Kramat Jati berasal dari dua produsen.
Mereka pun kemudian mencoba menuang MinyaKita ke dalam tabung ukur. Hasilnya, semua sesuai takaran, yakni 1 liter.
"Untuk harga sesuai dengan HET. Yang sudah kita tanya ke pengecer tadi, bahwa sudah seminggu ini harga sudah sesuai dengan HET, yaitu Rp15.700," kata Dasco, Jumat (14/3/2025).
Meski demikian, Dasco menemukan merek lain yang tak sesuai takaran. Setelah dituang dalam tabung ukur, minyak goreng merek Rizki dalam kemasan botol menunjukkan 800 ml.
Padahal, dalam kemasannya tercatat isi minyak tersebut adalah 1 liter. Adapun minyak Rizki ini diproduksi oleh Bina Karya Prima (BKP).
"Di salah satu penjual ada minyak dengan merek lain, dengan takaran yang kurang, kemudian harganya lebih mahal dan juga barcode-nya tidak bisa dicek serta tidak ada kadaluwarsanya," ungkap Dasco.
9 bulan yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 21 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu