Kapolri Tegaskan Tak Ada yang Ditutup-tutupi dalam Kasus Pengusutan Afif Maulana

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 02 Juli 2024 | 18:43 WIB
Ilustrasi TKP (Foto/Pixabay)
Ilustrasi TKP (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan tidak ada yang ditutupi dalam proses pengusutan kasus kematian Afif Maulana (13), siswa SMP yang ditemukan tewas di Kuranji, Padang, Sumatera Barat.

Sigit menyatakan bahwa transparansi dalam penanganan kasus ini sudah ditunjukkan melalui proses etik yang dilakukan.

"Proses etik menunjukkan bahwa kami tidak ada yang ditutupi dalam kasus ini," kata Sigit saat dikonfirmasi, Selasa (2/7/2024).

Selain itu, mantan Kabareskrim Polri itu menambahkan bahwa jika terdapat unsur pidana, maka akan ditindaklanjuti. Tim Bareskrim juga telah diminta untuk melakukan supervisi.

"Saya melihat Kapolda mengumumkan setiap tahapan proses yang sudah dilakukan berdasarkan temuan yang ada. Silakan dimonitor karena pengawas eksternal juga ikut mengawasi kasus ini," tuturnya. 

Sebelumnya Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono menegaskan penyebab utama kematian Afif murni dikarenakan melompat ke sungai, bukan akibat penyiksaan anggota.

Suharyono menyebut pada saat kejadian, Afif diduga ikut tawuran dan kabur saat dibubarkan tim Sabhara Polda Sumbar hingga terjun ke sungai.

"Saat di TKP di Jembatan Kuranji, sepeda motor yang dibawa Aditia yang membonceng Afif terjatuh," ujarnya di Mapolda Sumbar, Minggu (30/6/2024).

"Dan memang jatuh, dan memang ditendang anggota kami dua orang. Sudah kami periksa anggotanya. Jatuh di titik satu sampai 5 (sisi kiri jembatan), jadi memang kencang laju sepeda motornya," sambungnya. 

"Afif Maulana mengajak lompat. 'Bang kita melompat saja'. Dijawab Aditia 'jangan lompat, kita menyerahkan diri saja'. Upaya mengajak sudah jelas, upaya ingin melompat sudah jelas, upaya ditolak ajakan itu sudah jelas. Tetapi kita hanya satu tidak ada saksi yang melihat, kapan dia melompat. Kapan dia melakukan niatnya itu. Kapan dia merealisasikan ajakannya itu," lanjut Suharyono lagi.

Dia menjelaskan, saat tim datang, Aditia sedang sibuk mencari handphonenya yang hilang. Dalam waktu hitungan detik dia menengok ke kiri, lehernya dipegang polisi.

"Saat ditangkap, Aditia menyampaikan ke anggota polisi 'pak teman saja tadi ada melompat'. Polisinya menjawab tidak mungkin, dan tidak percaya menerima informasi dari Aditia. Ini kami meluruskan sesuai fakta, tidak asumsi atau mengada," tegasnya.


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: