Tak Bisa Hadir, KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Ahmad Ali

BeritaNasional.com - Politikus Partai NasDem, Ahmad Ali, meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunda pemeriksaannya terkait kasus dugaan korupsi dengan tersangka mantan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Rita Widyasari.
Menurut Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, Ahmad Ali telah memberi keterangan kepada penyidik dengan alasan memiliki kegiatan yang sudah terjadwal sebelumnya.
"Info dari penyidik, Ahmad Ali sudah memberi konfirmasi ketidakhadiran karena ada kegiatan yang sudah terjadwal sebelumnya," ujar Tessa dalam keterangan tertulis, Kamis (27/2/2025).
Dengan demikian, KPK akan memanggil kembali anak buah Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, tersebut pada pekan depan, tepatnya Kamis (6/3/2025).
"Dijadwalkan ulang pada 6 Maret 2025," tuturnya.
Sebelumnya, KPK mengungkap bahwa uang hasil suap dan gratifikasi terkait proyek perizinan di Kutai Kartanegara mengalir ke Ahmad Ali dan Ketua Pemuda Pancasila (PP), Japto Soerjosoemarno.
Menurut Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, pengusutan kasus ini juga berkaitan dengan dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Asep menyebutkan bahwa uang tersebut turut mengalir ke pengusaha yang juga Ketua Pemuda Pancasila Kaltim, Said Amin.
"Itu (uang) mengalir ke salah satu ketua organisasi pemuda di Kalimantan Timur. Itu juga sudah kita lakukan penggeledahan dan lain-lain," kata Asep.
Berdasarkan dokumen dan keterangan saksi, Asep menyatakan bahwa uang dari Rita Widyasari turut mengalir ke Japto dan Ahmad Ali.
"Nah, dari orang tersebut, kemudian mengalir ke dua orang ini (Ahmad Ali dan Japto). Uang tersebut mengalir ke dua orang tersebut. Nah, di situlah keterkaitannya," ujarnya.
Menurut Asep, pihaknya menggunakan metode follow the money untuk melacak aliran dana korupsi ini.
"Dari sana, dari orang tersebut, kemudian mengalir. Makanya, kita menggunakan metode follow the money. Kita telusuri ke mana saja uang-uangnya," tandasnya.
8 bulan yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu