Iwakum Kecam Dugaan Intimidasi Wartawan Kompas.com oleh Ajudan Panglima TNI

BeritaNasional.com - Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) menyesalkan dugaan intimidasi berupa kekerasan verbal yang dialami wartawan Kompas.com Adhyasta Dirgantara oleh tim pengawalan atau ajudan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Ketua Umum Iwakum, Irfan Kamil menilai, peristiwa ini mencederai kebebasan pers dan bertentangan dengan prinsip perlindungan terhadap jurnalis dalam menjalankan tugasnya. Karena kekerasan dalam bentuk apapun terhadap wartawan tidak bisa dibenarkan.
“Kami mengecam tindakan ini dan meminta pihak berwenang untuk segera mengusut kejadian tersebut secara transparan dan adil. Wartawan memiliki hak untuk bekerja tanpa tekanan atau intimidasi,” kata Kamil dalam keterangan tertulis, Kamis (27/2/2025).
Kamil menegaskan wartawan berperan sebagai jembatan informasi bagi publik, sehingga harus diberi ruang untuk bekerja dengan aman.
“Pers bekerja untuk menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat. Tidak boleh ada kekerasan, baik verbal maupun fisik, terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya,” tegasnya.
Kamil mengingatkan, dalam menjalankan tugasnya, wartawan dilindungi UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers atau UU Pers. Pasal 8 UU Pers secara tegas menyatakan, "Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum."
Selain itu, Kamil mengatakan, Pasal 18 UU Pers mengatur sanksi pidana terhadap setiap orang yang menghalangi kerja wartawan. Pasal 18 UU Pers berbunyi, "Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta."
Iwakum pun mengingatkan kebebasan pers adalah salah satu pilar demokrasi yang harus dijaga oleh semua pihak, termasuk institusi negara. Untuk itu, Kamil berharap Panglima TNI melakukan langkah tegas dengan menindak dugaan pelanggaran ini dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Iwakum mendesak agar kasus ini mendapat perhatian serius dan ada jaminan perlindungan bagi jurnalis dalam menjalankan tugas jurnalistiknya,” ucapnya
Adapun dalam kejadian intimidasi terhadap wartawan Kompas.com ini terjadi saat Adhyasta Dirgantara meliput kegiatan bakti sosial TNI dan Polri di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Kejadian ini terjadi di tengah-tengah setelah awak media melangsungkan doorstop yang juga disaksikan wartawan Beritanasional.com. Di sana terlihat jelas kalau, Adhyasta Dirgantara diintimidasi oleh ajudan Panglima TNI.
Padahal saat ditanya Panglima TNI Jenderal Agus dengan senang hati menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan awak media. Namun, entah kenapa setelah doorstop ada dua ajudan yang mengintimidasi Adhyasta Dirgantara.
Padahal di lokasi wartawan hendak bertanya terkait perkembangan atas kasus penyerangan Mapolres Tarakan yang saat ini tengah menjadi sorotan dalam upaya penyelesaiannya.
"Dia menghampiri saya dan mengatakan, 'Kutandai muka kau, ku sikat kau. Dari mana kau?' kata dia sambil melihat ID pers saya," kata Dyas menirukan pernyataan ajudan yang mengancam tersebut.
8 bulan yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu