Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza

BeritaNasional.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak adanya gencatan senjata segera di Gaza, Palestina, pada Jumat (27/6/2025).
Seruan ini muncul menyusul penghentian perang 12 hari antara Israel dan Iran, yang kini telah mereda.
Meskipun konflik antara Israel dan Iran mendominasi berita utama, Guterres menegaskan bahwa penderitaan warga Palestina di Gaza tidak boleh diabaikan.
"Gencatan senjata yang dicapai antara Iran dan Israel menawarkan harapan. Dan harapan lebih dibutuhkan dari sebelumnya. Jadi, sekarang saatnya menemukan keberanian politik untuk gencatan senjata di Gaza," kata Guterres yang dikutip dari Xinhua News pada Sabtu (28/6/2025).
Guterres menyoroti bahwa operasi militer Israel pascaserangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menciptakan krisis kemanusiaan dalam skala yang mengerikan di Gaza, bahkan lebih buruk dari titik mana pun dalam krisis yang panjang dan brutal ini.
"Keluarga-keluarga telah mengungsi berulang kali, dan kini hanya menempati kurang dari seperlima wilayah Gaza. Dan bahkan wilayah yang semakin menyempit ini pun terancam. Bom berjatuhan di tenda-tenda, di keluarga-keluarga, di mereka yang tidak punya tempat untuk lari. Orang-orang terbunuh hanya karena berusaha memberi makan diri mereka sendiri dan keluarga mereka," ujarnya.
Guterres menegaskan Israel sebagai kekuatan pendudukan diwajibkan oleh hukum internasional untuk menyetujui dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.
Ia mengkritik bahwa operasi kemanusiaan yang dipimpin PBB terus dikekang. Selama lebih dari tiga bulan, bahan untuk tempat tinggal dan bahan bakar untuk layanan-layanan penting telah diblokir.
Dokter terpaksa memilih pasien yang akan mendapatkan obat atau ventilator terakhir, sementara para pekerja bantuan sendiri kelaparan. "Ini tidak bisa dinormalisasi," tegasnya.
Meski sejumlah pasokan medis akhirnya tiba di Gaza awal minggu ini, menjadi yang pertama dari PBB dalam beberapa bulan, Guterres menyebut hal itu hanya menggarisbawahi skala krisis yang sangat besar.
"Sedikit bantuan saja tidak cukup. Yang dibutuhkan sekarang adalah lonjakan -- tetesan bantuan itu harus menjadi lautan. Kita perlu tindakan konkret agar bantuan dapat menjangkau semua orang dengan cepat, dalam skala besar, di mana pun mereka berada," katanya.
Guterres juga memperingatkan bahwa operasi bantuan apa pun yang menyalurkan warga sipil putus asa ke zona militer pada dasarnya tidak aman, merujuk pada operasi bantuan Yayasan Kemanusiaan Gaza yang dikelola AS dan disetujui Israel.
"Itu membunuh orang," katanya, menegaskan bahwa masalah penyaluran bantuan kemanusiaan harus diselesaikan tanpa mengulang skema berbahaya yang sudah ada.
"Kami (PBB) punya solusinya rencana terperinci yang didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan, yaitu kemanusiaan, kenetralan, dan kemandirian. Kami punya perlengkapan. Kami punya pengalaman. Rencana kami berpedoman pada apa yang dibutuhkan masyarakat. Rencana ini dibangun atas kepercayaan masyarakat, donor, dan negara anggota. Dan rencana ini berhasil selama gencatan senjata terakhir. Rencana ini harus dibiarkan berjalan lagi," jelas Guterres.
Ia turut menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera, serta akses kemanusiaan yang penuh, aman, dan berkelanjutan.
"Kepada mereka yang berkuasa, saya katakan: aktifkan operasi kami sebagaimana dituntut oleh hukum humaniter internasional. Kepada mereka yang memiliki pengaruh, saya katakan: gunakan itu. Kepada semua negara anggota, saya katakan: junjung tinggi Piagam PBB yang baru saja Anda janjikan kemarin untuk peringatan 80 tahun," tandasnya.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu